Rabu, 13 Februari 2019

-Reformasi NKRI September 2018

Maiyah dan Kejernihan


Menyongsong Pilpres 2019, Orang Maiyah sudah terbiasa melatih akal sehat dan hati jernih.

Sudah memiliki keputusan yang bebas dan menyimpannya dalam rahasia, sebagaimana demikian asas demokrasi.

(Mbah Nun dan Masyarakat Maiyah)

https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-kejernihan/ 

======================== 

 

  

 Maiyah dan Turut Campur


Orang Maiyah menjaga kemerdekaan setiap warganegara, tidak mempengaruhi dan mencampuri pilihan mereka,serta memastikan ketunggal-ikaan seluruh bhinneka Bangsa Indonesia.

(Mbah Nun dan Masyarakat Maiyah)


 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-turut-campur/



 ================

 

    Maiyah dan Kemesraan


Orang Maiyah berjalan di jalur para Negarawan dan Ulama sejati, tidak berada di wilayah perebutan kekuasaan Negara.

Mereka menugasi dirinya untuk selalu merawat keutuhan Bangsa, menjaga persatuan dalam cinta, merajut kemesraan dalam kesatuan, siapapun yang duduk di kursi itu.

(Mbah Nun dan Masyarakat Maiyah)

https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-kemesraan/ 

==================== 



Maiyah dan Kedhaliman


Yang bersikeras melanjutkan kedhaliman ada dua golongan.
Pertama, bagian dari pelaku kedhaliman itu. Kedua, orang yang mendapat keuntungan atau bergantung penghidupannya pada kedhaliman itu.

(Mbah Nun dan Masyarakat Maiyah)



 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-kedhaliman/

================



Maiyah dan Menasehati


Di masyarakat Maiyah tidak ada yang mengajari dan yang diajari. Tidak ada kegatalan untuk menasehati.

Yang berlaku adalah thalabul ‘ilmi atau melaksanakan anjuran uthlubul ‘ilma.

Yakni orang yang belajar, yang mempelajari atau melakukan pembelajaran.

Andaikan ada yang lebih tahu atau lebih mengerti, maka yang dilakukannya adalah menjawab atau menginformasikan.
(Emha Ainun Nadjib bersama Masyarakat Maiyah)
 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-menasehati/

================= 

Maiyah dan Taushiyah



Tidak ada warga Maiyah yang hobinya menasehati, tutur-tutur.

 Tidak ada orang yang lebih unggul, lebin pandai atau lebih soleh, lebih alim, lebih terpelajar, yang memberi tausyiyah, atau ceramah, atau mau’idhoh hasanah.

Setiap warga Maiyah adalah murid dan guru sekaligus bagi sesamanya.

(Emha Ainun Nadjib bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-taushiyah/

=============================== 

Maiyah dan Tawashou


Yang berlangsung di kalangan masyarakat Maiyah adalah mekanisme tawashou.
Saling mengingatkan dalam posisi sejajar dan egaliter.

Itu dilakukan dengan cara yang benar (bil-haq), menurut hitungan kedua belah pihak.
Serta dengan kesabaran (bish-shobr) untuk tidak setiap kali gatal sok mengingatkan.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)


 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-tawashou/



 ===============

Maiyah dan Bahan Mentah


Bagi masyarakat Maiyah, kebenaran yang diserap oleh batas pemahaman mereka adalah benih atau semacam bahan mentah.

Kebenaran itu ditanam, ditumbuhkan, disirami, dirawat, dijadikan perilaku. Ngelmu kuwi kelakone kanti laku.

Mereka berlatih merahasiakan kebenaran, karena yang ditunggu di luar dirinya adalah kebaikan. Fastabiqul khairat, bukan Fastabiqul haq.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-bahan-mentah/
 ==============

Maiyah dan Mesra


Warga Negeri Maiyah tidak memperdebatkan kebenaran, karena masih sama-sama mencarinya.

Tidak ada kebenaran yang final dan mandek, karena hidup adalah proses.

Kebenaran Tuhan itu mutlak, tetapi paham manusia atas kebenaran Allah bukan segala-galanya.
Tidak ada yang memaksakan paham kebenarannya kepada lainnya, karena sama-sama belum tentu benar.

Mungkin itu salah satu sebabnya mereka selalu mesra.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-mesra/
 =========

Maiyah dan Pukul-pukulan


Orang Maiyah selalu tidak tega kepada pihak yang dipukul. Berpihak pada yang dianiaya. Membela yang ditindas. Menemani yang dicerca dan dihina.

Tetapi kemudian yang dipukul balas memukul, sehingga Maiyah bergeser pemihakannya.
Berikutnya mereka saling pukul memukul, saling menganiaya, mencerca dan menghina.

Maka Maiyah berkonsentrasi mencintai Indonesianya, tanah airnya, Ibu Pertiwinya, rakyat kecilnya, Negara (KRI)-nya, dan menjauh dari mereka yang saling memukul dan mencerca demi royokan kursi Pemerintahannya.


(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/maiyah-dan-pukul-pukulan/
=========== 

Damai Itu Buruk






Secara berkala sejak puluhan tahun yang lalu di forum-forum saya memoderatori berbagai tokoh Golongan-golongan yang sedang tegang dan potensial untuk berbenturan. Atau menengahi langsung massa dan massa yang akan bentrok dan bertempur.

Karena kedamaian itu baik dan menjadi kebutuhan semua pihak.

Tapi sekarang damai itu buruk dan salah. Bagi satu pihak yang baik adalah perang demi perjuangan. Bagi pihak lain pertempuran dibutuhkan demi kemenangan dan kekuasaan.

Masyarakat Maiyah merdeka di luar semua medan perang itu.
 (Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/damai-itu-buruk/
==================

Tamu Dari Jupiter

Tahun 2019 rakyat Indonesia, memilih Presiden dan Wakilnya. Makin banyak rakyat bertanya kepada Maiyah: “Baiknya memilih siapa?”, seolah-olah mereka sudah puluhan tahun merantau di Planet Jupiter dan baru bulan kemarin balik kampung di Bumi.

Masyarakat Maiyah sudah sejak lama memiliki pilihannya sendiri siapa Presiden yang berposisi sebagai Kepala Negara dan siapa Mahapatih atau Perdana Menteri yang bertugas sebagai Kepala Pemerintahan.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/tamu-dari-jupiter/

 ==============

Tahun Terang Benderang


Bagi warga negeri Maiyah, Pilpres 2019 adalah pilpres yang paling mudah, gamblang dan terang benderang. Segala sesuatunya sangat jelas dan nyata bagi akal pikiran, perasaan dan pengalaman mereka selama beberapa tahun terakhir.

Tidak perlu mencari informasi yang jauh dan mendalam, atau analisis yang ruwet: mestinya setiap orang tahu belum akan memasuki kebahagiaan, tetapi pasti tidak akan memperpanjang penderitaan.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/tahun-terang-benderang/

===============

Indonesia dan Belajar Bersama


Yang paling memerlukan Sinau Bareng atau Belajar Bersama adalah
 siapa saja yang menyangka bahwa solusi bagi kesalahan-kesalahan mendasar, multi-komplikasi permasalahan, serta penyakit-penyakit akut Indonesia –terletak pada calon Presiden A atau B, yang dicalonkan tanpa melalui parameter kwalitatif apapun.

Asafa rakyat Indonesia.

(Mbah Nun dan Masyarakat Nusantara)

 https://www.caknun.com/2018/indonesia-dan-belajar-bersama/


=================

Kearifan dan Kenaifan


Setelah mengalami hari-hari Kesemberonoan dan Tahun- tahun kengawuran, besok bangsa Indonesia ditawari kenaifan.

Yakni ketidak-mampuan untuk membedakan antara kearifan dengan kekonyolan. Ketidak-pekaan untuk memilih antara kebijaksanaan dengan kebodohan. Atau ketidak-waspadaan untuk menemukan garis batas antara kedewasaan dengan kekalahan.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/kearifan-dan-kenaifan/

=============

Kasih Sayang Kenegaraan



Tidak terbatas pada kasih sayang kemanusiaan, kerakyatan dan kebangsaan, sebagaimana saya diperintahkan untuk melakukannya selama puluhan tahun ini hampir tiap siang dan malam.

Tapi juga kasih sayang kenegaraan: diayomkan, dikelola, diwujudkan dan disebarkan ke bumi Nusantara seluruhnya. Tapi itu mustahil saya lakukan, kalau harus dengan mengajukan diri, mengkampanyekan diri, apalagi harus menang dengan cara mengalahkan.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

https://www.caknun.com/2018/kasih-sayang-kenegaraan/

=============


Pemilik Saham NKRI


Mulai 17 Agustus 1945, siapakah pemilik dan pemegang saham tanah air Indonesia Raya, daratan dan lautannya beserta isinya? Semua orang menjawab romantis dan ideologis: “Rakyat”.

Tunjukkan kepada saya satu saja fakta bahwa rakyat adalah pemilik saham? Kapan rakyat berposisi dan berlaku sebagai pemegang saham? Kapan “Rapat Umum Pemegang Saham” rakyat? Temukanlah pada hal apa rakyat menentukan arah Negara miliknya, putih-hitam atau coreng-moreng wajahnya?

Kalau tidak segera Sinau Bareng atau Belajar Bersama: Tahannana masyarakat Indonesia.

(Mbah Nun bersama Masyarakat Maiyah)

 https://www.caknun.com/2018/pemilik-saham-nkri/

================

BERSAMBUNG KE  : REFORMASI  NKRI OKTOBER 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar