Minggu, 23 Desember 2018

Tetes Bulan Desember 2018

Kuliner (2)

 •   •  Dibaca normal 1 menit


Kondisi dan situasi menjadi faktor penentu dalam pembentukan baru citra kuliner di Indonesia. Selain diwarnai oleh para ahli pertanian, ahli gizi, dan tokoh nasional dalam memikirkan strategi dalam mengatasi masalah pangan, ketika itu mulai muncul hasrat menampilkan identitas kebangsaan melalui kuliner.

Seorang tokoh pergerakan perempuan dari Sumatra Barat, Rangkajo Chailan Sjamsu Datuk Toemenggoeng (singkatnya Chailan Sjamsu)—memiliki peran dalam merumuskan konsep “makanan Indonesia”. Dalam karyanya Boekoe Masak-Masakan yang terbit perdana pada 1940 dan diterbitkan ulang tahun 1948, tersirat mengenai rasa nasionalisme yang lebih ditekankan daripada “rasa kolonial” Indische keuken.

Kiai ToHar
https://www.caknun.com/2018/kuliner-2/
==================================

Kuliner (3)

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Peran buku resep sebagai perekat ikatan imajinatif berfungsi mengobarkan emosional dan kesadaran untuk menjadi Indonesia—tentunya sangat bersinggungan dengan sebuah mode kapitalisme yang menjadi primadona pada saat itu, yakni kapitalisme percetakan.
Kapitalisme percetakan membuat sebuah “ritual” baru. Produk cetak (buku dan koran) menjadi sebuah wahana fiktif bagi pembaca untuk berimajinasi seakan dunia itu bisa mengakar secara kasat mata pada realitas keseharian.

Kiai ToHar

 https://www.caknun.com/2018/kuliner-3/


=======================================================
=======================================================

Benar-Benar Dekat dan Mencintai Allah

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Orang yang dekat dengan Allah akan memancarkan sifat-sifat Allah, salah satunya yang paling utama adalah sifat kasih dan sayang–Rahman Rahim.

Orang yang benar-benar dekat dengan Allah pasti terdorong untuk dekat dengan makhluk-makhluk Allah.

Orang yang mencintai Allah pasti mencintai sesama manusia yang merupakan ciptaan Allah.
Ahmad Fuad Effendi

 https://www.caknun.com/2018/benar-benar-dekat-dan-mencintai-allah/


================================= 

Islam Tidak Menghapus Semua Budaya

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Islam datang ke suatu daerah–termasuk ke jazirah Arabia tempat kelahirannya–tidak untuk menghapuskan semua produk budaya, termasuk tradisi yang sudah  hidup di tengah masyarakat.

Ada tradisi Arab (masa jahiliyah) yang dilarang. Ada yang dibiarkan. Ada yang dikembangkan. Bahkan ada yang diislamkan dan dijadikan bagian dari ajaran Islam.

Ahmad Fuad Effendi

https://www.caknun.com/2018/islam-tidak-menghapus-semua-budaya/

====================================

Al-Qur`an untuk Orang Awam

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Al-Qur`an adalah sumber ilmu dan hikmah yang tak pernah habis digali. Beribu tafsir ditulis, kajian digiatkan, seminar digelar; namun beribu misteri masih tetap tersembunyi. Al-Qur`an adalah samudera yang menyimpan berjuta mutiara. Semakin dalam diselami, semakin indah dan beragam mutiara ditemukan. Bukan berarti bahwa Al-Qur`an adalah kitab elitis yang hanya diperuntukkan bagi atau hanya bisa disentuh oleh kalangan tertentu yang memiliki ketinggian ilmu dan kedalaman spiritualitas.

Setiap orang berkemauan, seawam apapun dia, atas izin Allah Swt, dapat mengambil hikmah dan merengkuh manfaat dari Al-Qur`an.

Ahmad Fuad Effendi
https://www.caknun.com/2018/al-quran-untuk-orang-awam/
=================================== 


Al-Qur`an Selalu Tampil Baru dan Aktual

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Al-Qur`an–kata Raja Penyair Arab (Amîr asy-Syu’arâ`) Ahmad Syauqi–dalam keantikan dan keklasikannya yang anggun selalu tampil baru dan aktual. Setiap kali kita baca Al-Qur`an, setiap kali pula kita peroleh pengalaman spiritual baru sesuai dengan kondisi dan kebutuhan jiwa kita. Setiap kali kita mengkajinya, setiap kali pula kita temukan makna baru sesuai dengan perkembangan pemikiran dan wawasan keilmuan kita.

Al-Qur`an memang memberikan manfaat kepada setiap orang yang beriman sebatas kesiapan dirinya–hati dan pikirannya, spiritual dan intelektualnya.

Ahmad Fuad Effendi

 https://www.caknun.com/2018/al-quran-selalu-tampil-baru-dan-aktual/
================================ 


Az-Zukhruf ayat 32

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Ketika sedang mengalami kebuntuan hidup atau kegagalan usaha, padahal ikhtiar sudah diusahakan. Ketika hati gundah atau kecewa berat karena kesempatan emas terlepas dari tangan. Ketika jalan rezeki kita ditutup oleh orang-orang yang dengki. Kemudian atas kehendak Allah Swt kita baca atau kita dengar ayat 32 dari surat Az-Zukhruf. Maka seolah-olah ayat ini baru saja “diwahyukan” kepada kita. Hatipun menjadi tenang karena diliputi keridlaan atas bagian yang diberikan Allah Swt dan optimisme yang memperkuat asa untuk terus bekerja.

Ahmad Fuad Effendi

Universalitas dan Keabadian Al-Qur`an

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Ketika membaca ayat-ayat Al-Qur`an tentang sifat-sifat dasar manusia: ‘ajal/tergesa-gesa (Al-Anbiya`: 37), halu’an/keluh kesah (Al-Ma’arij: 19), khashîm/pembangkang (An-Nahl: 4), dll; tentang klasifikasi manusia (mu`min, kafir, dan munafiq) dan perilaku khas mereka (Al-Baqarah: 1-20); tentang Fir’aun dan kezaliman para tiran (yang tersebar dalam 74 ayat dalam 27 surat); atau tentang Ahli Kitab dan tingkah laku mereka (Ali ‘Imran: 64-75), kemudian kita merefleksikannya kepada fenomena pergumulan antar kelompok, nasional maupun global di era sekarang; maka kita tidak merasa bahwa ayat-ayat itu diturunkan empat belas abad yang lalu dan tidak hanya dalam konteks masyarakat Arab yang terbatas.

Ayat-ayat tadi mempunyai relevansi yang tinggi dengan konteks masyarakat masa kini. Di sinilah letak universalitas dan keabadian Al-Qur`an.

Ahmad Fuad Effendi

https://www.caknun.com/2018/universalitas-dan-keabadian-al-quran/ 
===============================

Ayat Allah di Alam Semesta dan Diri Manusia

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Sering terdengar pernyataan di lingkungan umat Islam bahwa Al-Qur`an adalah sumber segala ilmu. Pernyataan ini memang benar. Akan tetapi anggapan bahwa untuk menguasai ilmu pengetahuan cukuplah dengan membaca Al-Qur`an saja adalah anggapan yang keliru.

Al-Qur`an memang memberikan petunjuk tentang tujuan hidup manusia, hubungannya dengan Tuhan Al-Khaliq, dengan sesama manusia, dan dengan alam lingkungan. Al-Qur`an juga menyebutkan tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses alamiah lainnya. Tapi Al-Qur`an bukan kitab pelajaran fisika dan biologi, bahkan bukan pula buku pelajaran shalat atau fiqih.

Al-Qur`an dalam banyak hal hanyalah memberikan petunjuk bersifat umum atau garis besar, sedangkan rinciannya harus dicari dalam As-Sunnah sepanjang itu mengenai ibadah, atau diteliti di alam semesta dan dalam diri manusia sepanjang menyangkut ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, untuk dapat memahami berbagai perspektif dari ayat-ayat-Nya dalam Al-Qur`an, harus pula dipahami ayat-ayat Allah Swt di alam semesta dan dalam diri manusia sendiri.

Ahmad Fuad Effendi

 https://www.caknun.com/2018/ayat-allah-di-alam-semesta-dan-diri-manusia/
===============================

Ayat Manakah yang Mengubah Hidup Kita?

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Sejarah interaksi manusia dengan Al-Qur`an sejak pertama kali diturunkan hingga kini, menorehkan berbagai catatan peristiwa menakjubkan. Banyak yang mengucapkan dua kalimat syahadat setelah berinteraksi dengannya. Dari generasi awal kita mendengar kisah Umar ibn Khattab. Hingga di zaman modern ini para ilmuwan semisal Maurice Bucaille doktor ahli bedah Perancis yang tersentuh dengan surat Yunus: 92 saat meneliti mumi Fir’aun. Ada juga Leopold Lewis yang konon terkesima dengan surat Al-Ma’un yang kemudian menulis kitab terjemah dan tafsir. Kemudian Prof. Jackues Yves Costeau, seorang oceanografer yang menjadi muslim lewat perantaraan surat Ar-Rahman: 19-20 dan Al-Furqan: 53. Dan tak ketinggalan Prof. Dr. Jeffrey Lang, ahli matematika yang bergetar hatinya saat membaca Al-Baqarah: 2 serta terpana dengan Al-Baqarah: 30-39.

Lalu bagaimana dengan kita yang telah membaca Al-Qur`an sejak kanak-kanak dan mengkhatamkannya berkali-kali, ayat manakah yang telah menggetarkan hati kita dan mengubah hidup kita? Dan kita ummat Islam Indonesia yang tak henti-hentinya mengupacarakan Al-Qur`an dalam berbagai seremoni, dan mengumandangkannya ke angkasa melalui kaset dan sound system masjid atau mushalla di seantero tanah air, sudahkah intisari Al-Qur`an itu berkumandang dalam realita kehidupan kita?

Ahmad Fuad Effendi

https://www.caknun.com/2018/ayat-manakah-yang-mengubah-hidup-kita/
==============================

Hikmah Al-Qur`an Diturunkan Berangsur-angsur (1)

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Al-Qur`an diturunkan berangsur-angsur–menurut Al-Shabuni (1980)–pertama, untuk menguatkan hati Nabi Muhammad Saw dalam menjalankan misi kerasulannya. Seperti diketahui, beliau menghadapi penolakan dan tantangan yang keras dari kaumnya. Maka firman Allah turun untuk membesarkan hati dan menghibur beliau. Ada yang dalam bentuk kisah tentang para nabi terdahulu yang juga menghadapi tantangan yang berat, ada yang dalam bentuk penegasan akan kemenangan beliau di masa depan, dan pemberitahuan bahwa para penolak itu akan menerima kehancuran.

Ahmad Fuad Effendi

 https://www.caknun.com/2018/hikmah-al-quran-diturunkan-berangsur-angsur-1/
================================

Hikmah Al-Qur`an Diturunkan Berangsur-angsur (2)

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Al-Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur, kedua, untuk meringankan Nabi Muhammad Saw ketika menerima wahyu. Keagungan dan wibawa Al-Qur`an demikian hebatnya, sehingga andaikata diturunkan kepada gunung, maka gunung itu akan hancur terbelah-belah (Al-Hasyr: 21). Maka dapat dibayangkan betapa beratnya hati Nabi, yang sangat lembut, jika harus menerima Al-Qur`an utuh sekaligus. Sedangkan menrima beberapa ayat saja, sebagaimana digambarkan Siti Khadijah, “Pada hari yang sangat dingin keringat beliau bercucuran.”

Ahmad Fuad Effendi


https://www.caknun.com/2018/hikmah-al-quran-diturunkan-berangsur-angsur-2/
==================================

Hikmah Al-Qur`an Diturunkan Berangsur-angsur (3)

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Al-Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur, ketiga, untuk mewadahi pentahapan pensyariatan atau penetapan hukum Islam. Mengubah keyakinan, kebiasaan, karakter, dan budaya tidaklah semudah membalik telapak tangan. Al-Qur`an mengambil jalan yang bijak (bil-hikmah) dalam mengobati penyakit-penyakit khususnya masyarakat Arab, yaitu jalan “sedikit demi sedikit” atau “tahap demi tahap”, seperti dalam kasus pelarangan minuman keras, penghapusan riba, penghapusan perbudakan, dan lain sebagainya.

Ahmad Fuad Effendi

 https://www.caknun.com/2018/hikmah-al-quran-diturunkan-berangsur-angsur-3/

===============================

Hikmah Al-Qur`an Diturunkan Berangsur-angsur (4)

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Al-Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur, keempat, untuk memudahkan penghafalan dan pemahaman Al-Qur`an bagi kaum Muslimin. Seperti diketahui, bangsa Arab pada waktu turunnya Al-Qur`an mayoritas buta huruf. Oleh karena itu mereka hanya mengandalkan ingatan dan hafalan.

Maka turunnya Al-Qur`an secara berangsur memudahkan mereka untuk mengingat dan menghafalkannya.

Ahmad Fuad Effendi


 https://www.caknun.com/2018/hikmah-al-quran-diturunkan-berangsur-angsur-4/
==========================

Hikmah Al-Qur`an Diturunkan Berangsur-angsur (5)

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Al-Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur, kelima, untuk mengikuti peristiwa-peristiwa yang terjadi dan memberikan petunjuk mengenai peristiwa tersebut pada saat kejadian. Cara demikian ini tentu lebih mengena karena bersifat kontekstual dan langsung dihadapkan pada kenyataan yang konkret. Misalnya sesudah Perang Hunain, ketika itu ummat Islam hampir mengalami kekalahan fatal karena sikap meremehkan musuh yang jumlahnya lebih kecil, maka Allah Swt langsung menegur kaum muslimin dengan At-Taubah ayat 25.

Ahmad Fuad Effendi

 



Hikmah Al-Qur`an Diturunkan Berangsur-angsur (6)

 •   •  Dibaca normal 1 menit


Al-Qur`an diturunkan secara berangsur-angsur, keenam, itu untuk memberikan petunjuk bahwa Al-Qur`an berasal dari Allah Swt. Diturunkannya ayat-ayat Al-Qur`an secara sporadis sekitar 23 tahun, masing-masing dengan latar belakang situasi, peristiwa, dan konteks yang berbeda-beda; tapi kemudian tersusun dalam sebuah mushaf yang utuh, dengan sistematika yang rapi, runtut, dan teratur; gubungan antar ayat dalam satu surat dan antar surat menunjukkan korelasi dan koherensi yang sangat kuat. Ini semua menunjukkan bahwa Al-Qur`an tidak mungkin dibuat oleh manusia, yang paling jenius sekalipun, termasuk Nabi Muhammad Saw. Al-Qur`an pastilah bersumber dari Yang Maha Kuasa Allah Swt.

Ahmad Fuad Effendi

https://www.caknun.com/2018/hikmah-al-quran-diturunkan-berangsur-angsur-6/ 
===================================


Asbâbun Nuzûl

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Asbâbun Nuzûl adalah konteks atau latar belakang turunnya sebuah ayat, sekelompok ayat, atau sebuah surat. Latar belakang ini bisa berupa sebuah kejadian, atau adanya pertanyaan yang diajukan
kepada Nabi baik menyangkut hukum syar’i, pemahaman tentang suatu masalah keagamaan, maupun mengenai kusah masa lalu.

Namun tidak semua ayat mempunyai Asbâbun Nuzûl. Banyak ayat yang turun tanpa dilatarbelakangi oleh suatu kejadian atau sebuah pertanyaan. Ada ayat yang turun untuk mendeskripsikan adegan-adegan hari kiamat, atau menggambarkan dialog di antara para nabi, agar manusia dan orang-orang beriman bisa mengambil i’tibâr atau pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Ada ayat yang turun untuk memberikan tuntunan hidup, menetapkan hukum-hukum, menjelaskan halal-haram, menggambarkan fenomena alam semesta agar manusia berpikir tentang keagungan Allah Sang Pencipta.

https://www.caknun.com/2018/asbabun-nuzul/
======================================== 

Berinteraksi dengan Al-Qur`an

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Berinteraksi dengan Al-Qur`an artinya melakukan hubungan timbal balik dengan Al-Qur`an. Al-Qur`an diturunkan untuk manusia karena manusia memerlukan petunjuk Ilahi untuk menjalankan tugas hidupnya di dunia. Juga ia memberikan tuntunan, memberikan pelajaran, sarana bagi seorang hamba berasyik-masyuk dengan Sang Pencipta.

Dalam interaksi ada saling memengaruhi. Melalui Al-Qur`an manusia bisa berubah dari kufur menjadi iman, dari gelap menjadi terang, dari tertindas menjadi bebas, dari gelisah menjadi pasrah. Tapi apakah manusia bisa mengubah Al-Qur`an? Tidak.

Al-Qur`an akan tetap sebagaimana adanya sampai yaumul ma’âd. Yang mungkin berubah adalah makna Al-Qur`an dalam pemahaman manusia, sesuai dengan perkembangan pemikiran dan perangkat ilmu yang dimilikinya.

https://www.caknun.com/2018/berinteraksi-dengan-al-quran/ ================== 



Silakan Lanjutkan bersambung Ke Halaman Baru : Tetes Bulan Januari 2019



Jumat, 09 November 2018

Reformasi NKRI 1-20

 

 Reformasi NKRI, 1

https://www.caknun.com/2018/reformasi-nkri-1/