Pemegang Kedaulatan Sejati
• • Dibaca normal 1 menit TetesCinta itu kondisi batin, mencintai itu tindakan, perjuangan, keteguhan dan kesetiaan. Rakyat itu ra’iyah. Ra’iyat. Kepemimpinan. Pemegang kedaulatan sejati. Kecil itu lemah, karena sudah melimpahkan kekuasaannya, sudah mewakilkan kedaulatannya, sehingga tak lagi berkaki dan bertangan. Kita mengabdi kepada yang kecil, kecuali kita bukan manusia.
https://www.caknun.com/2018/pemegang-kedaulatan-sejati/======================================
Sirnanya Komunitas Langgar
• • Dibaca normal 1 menit TetesBeberapa puluh tahun terakhir ini Komunitas Langgar sudah sirna, diganti oleh tayangan prime-time televisi. Semua yang di luar rumah menjadi ancaman: narkoba, penculikan, pikiran buruk, saling curiga, permusuhan, egoisme, masyarakat terpecah belah oleh Pilkada, Pileg, dan Pilpres.
https://www.caknun.com/2018/sirnanya-komunitas-langgar/
===============================
Damai, Produk Keadilan
• • Dibaca normal 1 menit TetesDamai tidak sama dengan tidak ribut. Damai bukan kakimu diinjak lantas kau diam saja agar tidak gaduh. Damai bukan orang menindasmu dan kau tidak melawannya demi menghindarkan pertengkaran. Damai adalah produk dari keadilan. Damai, kemesraan, kerjasama, toleransi, gotong royong, adalah akibat dari terciptanya keadilan. Kalau hidupmu diganggu, harga dirimu dilecehkan, hartamu dicuri, tanahmu dijual kepada orang lain yang tak berhak, kedaulatanmu digadaikan — kemudian kamu berlapang dada, berjiwa besar, dan bersikap arif memaafkan penganiayaan itu — tidaklah bisa disebut perdamaian.
https://www.caknun.com/2018/damai-produk-keadilan/
==============================
Manusia Main-main
• • Dibaca normal 1 menit TetesTuhan menyatakan bahwa dari satu sisi kehidupan manusia adalah bermain-main dan bersenda gurau, maka naluri manusia mengendalikan akalnya untuk menggerakkan pembangunan kehidupan sebagaimana anak-anak bermain game, sebagaimana para kartunis menyusun bermiliar-miliar gambar khayalan. Manusia bermain-main dengan kehidupan. Manusia memain-mainkan kehidupan. Manusia saling memain-mainkan dan mempermainkan di antara mereka.
https://www.caknun.com/2018/manusia-main-main/
===========================
Agama Globalisasi
• • Dibaca normal 1 menit TetesBermacam-macam kemiringan, ketidakseimbangan, ketidakadilan, dan penghancuran diciptakan manusia melalui skenario-skenario animasi kartun yang disebut Negara, Konstitusi, Demokrasi, dan apa saja yang serba mewah. Ummat manusia seBumi bersatu padu memeluk Satu Agama Dunia yang di era ini disebut Globalisasi. Dan karena sejak mulai berpikir, potensi dan tenaga batin yang muncul adalah peng-ada-an diri dan pen-tiada-an atas lainnya–sangat bisa dipahami kalau manusia berada pada garis konsistensi terhadap proses sejarah penghancuran.
https://www.caknun.com/2018/agama-globalisasi/
===========================
Manusia Penghancur
• • Dibaca normal 1 menit TetesPada sistem penciptaan yang tiang dasarnya adalah positivitas dan positivisme, manusia berlaku menghancurkan. Seolah-olah Tuhan mentakdirkan itu. Ketika manusia membangun kebaikan, ia mengabaikan kebenaran dan menghancurkan keindahan. Ketika membangun kebaikan, ia tidak berdialektika dengan kebenaran, dan juga menghancurkan keindahan. Juga ketika mereka mendirikan, membangun, dan menjunjung keindahan, ia menindas kebenaran dan kebaikan
https://www.caknun.com/2018/manusia-penghancur/
==============================
Peradaban Miring
• • Dibaca normal 1 menit TetesKetika dicoba suatu formula yang diujicobakan kepada manusia untuk ditawari penciptaan cahaya melalui peracikan antara yang positif dan negatif, ia juga berhenti hanya pada pencapaian dan kepuasan materialisme. Mayoritas ummat manusia sangat jauh pencapaiannya dari standar Al-Mizanu wal’Adalah yang di-setting oleh era penciptaan Tuhan yang dijatahkan kepada mereka kali ini. Kehidupan dan peradaban-peradaban ummat manusia adalah gambar besar dari kemiringan-kemiringan yang sampai tingkat ekstrem, bahkan pembalikan, dari hakiki ketentuan Allah yang tiang pancangnya adalah Keseimbangan dan Keadilan.
https://www.caknun.com/2018/peradaban-miring/
===========================
Lingkaran Setan
• • Dibaca normal 1 menit TetesManusia mengakui kesia-siaan hidup dan mubadzirnya waktu yang dijatahkan kepada mereka dengan menyebutnya Lingkaran Setan. Peradaban demi Peradaban manusia adalah lingkaran setan, dan tetap saja lingkaran setan ketika manusia merasa sudah mencanggihkan ilmunya, menyempurnakan teknologi, serta memaksimalkan semua sistem dan perangkatnya. Makhluk manusia berputar-putar di lingkaran setan kehancuran.
https://www.caknun.com/2018/lingkaran-setan/
=========================
Ternyata, Materialisme Juga
• • Dibaca normal 1 menit TetesTernyata selama ini seluruh kata dan bahasa yang digunakan oleh ummat manusia di muka bumi adalah bahasa yang berujung-pangkal materialisme. Kosakata ‘kemajuan’, ‘sukses’, ‘pembangunan’ dan yang sejenisnya, maksudnya adalah materialisme. Bahkan manusia yang rajin menyembah Tuhannya, ketika mengucapkan kosakata ‘Tuhan’, ‘Nabi’, ‘iman’, ‘berkah’, ‘ridlo’, ‘dunia dan akhirat’ serta apa saja, ternyata maksudnya adalah materialisme.
https://www.caknun.com/2018/ternyata-materialisme-juga/
================================
Orang Pandai, Berebut Pengakuan
• • Dibaca normal 1 menit TetesPenduduk negeri ini yang pandai-pandai, yang terpelajar dan bergelantungan gelar dan simbol eksistensi di pundak dan dadanya — sibuk mempertengkarkan persangkaan-persangkaan diri yang diciptakan oleh penjajah untuk memecah-belah mereka. Orang-orang di desa sudah lama memproklamasikan dirinya sebagai orang kecil, rendah, dan bodoh. Orang-orang kota bertengkar memperebutkan pengakuan bahwa masing-masing adalah pinter, sedangkan yang lainnya bodoh.
https://www.caknun.com/2018/orang-pandai-berebut-pengakuan/
=====================================
Informasi Permukaan
• • Dibaca normal 1 menit Tetes
Masyarakat umum tidak mungkin mendapatkan informasi persis mengenai di mana saja link
atau “lorong-lorong tikus” kekuatan raksasa dunia ini. Terutama terkait
dengan peta gerakan dan kelompok-kelompok yang sedang menggelombang, di
lapangan luas nyata maupun di balik layar, yang sedang sampyuh dan sewaktu-waktu bisa brubuh
di dalam negeri. Dari media, kita rakyat kecil hanya mengetahui
berita-berita superfisial, informasi-informasi permukaan, penampilan
“bintang-bintang film” yang sesungguhnya tidak relevan terhadap realitas
gelombang yang nyata, yang sedang bergulat.
Sumber: Lorong-lorong Tikus Reformasi
https://www.caknun.com/2018/informasi-permukaan/
Sumber: Lorong-lorong Tikus Reformasi
https://www.caknun.com/2018/informasi-permukaan/
Perasaan Bersalah
• • Dibaca normal 1 menit Tetes
Salah satu tanda kedewasaan mental, kebesaran jiwa serta memadainya
wawasan pada suatu pihak yang bersalah, adalah seberapa jauh ia
menunjukkan perasaan bersalah. Orang yang punya komitmen terhadap
kebenaran, akan dengan sendirinya bersikap blingsatan jika ia melakukan
kesalahan atau apalagi ketidakbenaran. Minimal ketidakbecusan. Semakin
parah blingsatannya, semakin tercermin kedalaman komitmennya terhadap
kebenaran.
https://www.caknun.com/2018/perasaan-bersalah/
=============================
Kebanyakan manusia tidak memiliki kesanggupan untuk ber-syahadah atas
hatinya sendiri, jangankan lagi semesta luas jiwanya. Manusia tidak
pernah mengenali dirinya dalam arti yang sebenarnya. Ia belajar dan
melatih pengenalannya sepanjang hidup, di depan tantangan Tuhan: “Jangan menjadi orang yang lupa kepada Tuhannya sehingga lupa kepada dirinya sendiri”, sesudah progresivitas batin manusia melihat cakrawala: “barang siapa mengenali dirinya, maka ia mengenali Tuhannya”.
https://www.caknun.com/2018/tak-kenal-diri-sendiri/
=============================
Manusia, pada dirinya masing-masing, tidak punya waktu untuk mengenali
presisi batas antara kebutuhan dan keinginan, antara semangat dengan
nafsu, antara cinta dengan rasa-magnetik, antara cita-cita dengan
khayalan, antara waspada dengan curiga, antara hati-hati dengan
paranoia, antara optimisme dengan terburu-buru, antara sabar dengan
lemah, antara arif dengan lembek, antara progresivitas dengan
keserakahan, atau antara zuhud dengan rasa malas. Bahkan per kata dari
semua itu juga tidak benar-benar dicari kejelasan satuan-satuannya.
================================
Melatih Kemanusiaan
• • Dibaca normal 1 menit TetesUntuk kesadaran manusia dewasa, prinsip dan disiplin puasa adalah kesempatan untuk melatih berlakunya nilai kemanusiaan dan mengingat kembali bahwa dalam kehidupan nyata sangat mungkin kita harus menjalankan puasa-puasa.
https://www.caknun.com/2018/melatih-kemanusiaan/
=============================
Neraka, Pengalaman Puncak Puasa
• • Dibaca normal 1 menit Tetes
Kalau umpamanya nanti kita sampai di neraka, itu justru mungkin
merupakan pengalaman puncak puasa. Gara-gara selama hidup di dunia kita
maunya berhari raya melulu, maunya pesta pora terus, bersenang-senang,
menghambur-hamburkan rezeki anugerah Tuhan.
Kita bersikap acuh tak acuh terhadap informasi Tuhan tentang sorga, serta meremehkan pemberitahuan mengenai dahsyatnya neraka.
Kita bersikap acuh tak acuh terhadap informasi Tuhan tentang sorga, serta meremehkan pemberitahuan mengenai dahsyatnya neraka.
https://www.caknun.com/2018/neraka-pengalaman-puncak-puasa/
=====================================
Bulan-Bulan Suci
• • Dibaca normal 1 menit Tetes
Kita menghormati Ramadlan dengan selalu menyebutnya sebagai bulan
suci Ramadhan. Mungkin karena Ramadhan memang khas. Ramadlan mengandung
malam seribu bulan. Bulan penuh kekhusuan. Padanya al-Qur’an diturunkan,
dan Allah sendiri begitu posesif terhadap ibadah puasa dengan
mengemukakan bahwa ibadah yang satu ini khusus untukNya.
Ramadlan adalah bulan suci. Syawal juga bulan suci, bulan di mana para pelaku puasa sukses mencapai kesucian atau kefitriannya kembali. Rabi’ul Awal, bulan Rasulullah dilahirkan ke dunia juga bulan suci.
https://www.caknun.com/2018/bulan-bulan-suci/
===========================
Ramadlan adalah bulan suci. Syawal juga bulan suci, bulan di mana para pelaku puasa sukses mencapai kesucian atau kefitriannya kembali. Rabi’ul Awal, bulan Rasulullah dilahirkan ke dunia juga bulan suci.
https://www.caknun.com/2018/bulan-bulan-suci/
===========================
Ibadah Rahasia
• • Dibaca normal 1 menit Tetes
Selain Allah, hanya masing-masing orang yang mengetahui apakah ia
benar-benar berpuasa atau tidak. Kalau orang makan sahur dan sorenya
makan saat maghrib, itu tidak pasti merupakan pertanda bahwa ia
berpuasa. Oleh karena itu tidak mustahil kalau yang hadir di sebuah acara buka bersama ternyata tak seorang pun berpuasa.
https://www.caknun.com/2018/ibadah-rahasia/
==========================
Budaya keagamaan Islam mencapai puncak kemeriahannya terutama pada bulan
Ramadlan. Televisi berlomba menggelar mubaligh dan presenter. Berbagai
busana muslim-muslimah ditonjolkan. Hiasan dan kostum warna-warni mewah
meriah kita pajang. Untuk siapakah semua itu dipertunjukkan? Untuk Allah, untuk bulan Ramadlan, atau untuk pasar pemirsa?
https://www.caknun.com/2018/hiasan-dan-kostum-agama/
Kaum Muslimin, terutama para Ulamanya, bersepakat menyebut Ramadlan
sebagai Bulan Suci — berdasar rasa syukur, kekhusyukan dan husnud-dhan
kepada momentum ini. Bulan diturunkannya firman awal Al-Qur`an, bulan di
mana orang-orang beriman mensucikan diri secara lebih total, bulan
dilimpahkannya ampunan Allah, bulan balasan baik berlimpah-limpah dari
Allah, serta dibukakan pula Lailatul Qadar. Sedemikian mesra dan
romantiknya Kaum Muslimin menelusuri Ramadlan, sehingga menyebutnya
Bulan Suci.
https://www.caknun.com/2018/ramadlan-1/
=========================
Selain Allah, hanya masing-masing orang yang mengetahui apakah ia
benar-benar berpuasa atau tidak. Kalau orang makan sahur dan sorenya
makan saat maghrib, itu tidak pasti merupakan pertanda bahwa ia
berpuasa. Oleh karena itu tidak mustahil kalau yang hadir di sebuah acara buka bersama ternyata tak seorang pun berpuasa.
https://www.caknun.com/2018/ibadah-rahasia/
=========================
Budaya keagamaan Islam mencapai puncak kemeriahannya terutama pada bulan
Ramadlan. Televisi berlomba menggelar mubaligh dan presenter. Berbagai
busana muslim-muslimah ditonjolkan. Hiasan dan kostum warna-warni mewah
meriah kita pajang. Untuk siapakah semua itu dipertunjukkan? Untuk Allah, untuk bulan Ramadlan, atau untuk pasar pemirsa?
https://www.caknun.com/2018/hiasan-dan-kostum-agama/
================================
Kaum Muslimin, terutama para Ulamanya, bersepakat menyebut Ramadlan
sebagai Bulan Suci — berdasar rasa syukur, kekhusyukan dan husnud-dhan
kepada momentum ini. Bulan diturunkannya firman awal Al-Qur`an, bulan di
mana orang-orang beriman mensucikan diri secara lebih total, bulan
dilimpahkannya ampunan Allah, bulan balasan baik berlimpah-limpah dari
Allah, serta dibukakan pula Lailatul Qadar. Sedemikian mesra dan
romantiknya Kaum Muslimin menelusuri Ramadlan, sehingga menyebutnya
Bulan Suci.
https://www.caknun.com/2018/ramadlan-1/
=========================
Setiap Bulan Itu Suci
• • Dibaca normal 1 menit TetesSebulan penuh sepanjang Ramadlan Allah menghadirkan frekuensi kesucian dengan limpahan kemurahan. Namun demikian tidak ada bulan yang tidak suci, tidak ada alam ciptaan karya Sang Maha Suci yang tidak suci. Dari para Malaikat hingga daun-daun beserta tetesan embunnya. Setiap jengkal waktu adalah suci. Setiap kurun, zaman, tahun, bulan, hari dan malam ciptaan Allah adalah suci. Hanya Jin dan manusia dibukakan peluang untuk mengotorinya, agar mereka kemudian mensucikannya kembali, sehingga disiapkan konsep husnul khatimah.
https://www.caknun.com/2018/setiap-bulan-itu-suci/
==============================
Tak Ada Bulan Kotor
• • Dibaca normal 1 menit TetesRamadlan, sebagaimana bulan-bulan lainnya, pastilah suci. Hanya Jin dan manusia yang punya kemungkinan untuk kotor, sebab hanya mereka makhluk dinamis yang berada di rentang antara kotor dan suci. Manusia menyebut Ramadlan sebagai Bulan Suci, untuk mensugesti dirinya sendiri agar sadar dan berjuang mensucikan dirinya, mensucikan jiwanya, mensucikan kehidupan dan perjalanannya menuju Allah Swt. Kaum Muslimin menyebut Ramadlan sebagai bulan suci, tanpa ingat bahwa mereka bisa dianggap menuduh bulan-bulan selain Ramadlan adalah bulan-bulan kotor dan najis.
https://www.caknun.com/2018/tak-ada-bulan-kotor/
==============================
Kapan Hidup Bukan Puasa
• • Dibaca normal 1 menit TetesUntunglah Ramadlan disebut Bulan Suci. Sebab andaikan hanya disebut Bulan Puasa, ia kurang tandas menusukkan kekhusyukan ke dalam jiwa. Sebab kapan manusia pernah tidak berpuasa? Kapan manusia bisa hidup tanpa membatasi diri, tanpa menahan nafsu, tanpa berperang dan mengalahkan segala gejolak yang pasti akan menghancurkannya? Kapan manusia bisa hidup aman tanpa kesadaran untuk tepat, pas, patuh kepada batasan, dosis, kadar dan ukuran? Manusia pasti menyongsong kehancuran jika hidupnya mengutamakan pelampiasan, kefoya-foyaan, keberlebihan, kalap dan mabuk.
https://www.caknun.com/2018/kapan-hidup-bukan-puasa/
================================
Hidup adalah Pengendalian
• • Dibaca normal 1 menit TetesPuasa, sikap menahan diri, perilaku mengendalikan, ilmu memahami batasan-batasan, adalah thariqat utama dan paling prinsipil bagi manusia dalam menjalani hidupnya menuju keselamatan di hadapan Allah Swt. Sampai hari ini Negara, Pemerintah, para Pejabat dan seluruh partner sejarahnya, tidak melandasi tindakannya dengan ideologi puasa. Belum memprogram pembangunannya dengan ilmu puasa. Belum menyusun langkah-langkah olah zamannya dengan kerendahhatian puasa. Kita bernegara dengan menuhankan pelampiasan. Kita bermasyarakat semakin tidak dididik untuk mengerti pengendalian.
https://www.caknun.com/2018/hidup-adalah-pengendalian/
==================================
Mengendalikan untuk Melampiaskan
• • Dibaca normal 1 menit TetesDalam tidak sedikit hal pelaku-pelaku kekuasaan Negara dan Pemerintahan merasa sedang mengendalikan sesuatu dan lain hal, tetapi itu dilakukan untuk melampiaskan kepentingan-kepentingan mereka. Rakyat mereka kendalikan, serta dipaksa secara sistemik untuk mengendalikan diri, demi memperluas ruang kekuasaan untuk melampiaskan pamrih-pamrihnya. Sejumlah penguasa mengendarai ruang Negara dan otoritas pemerintahannya untuk “ber-Hari-Raya” atas kekayaan tanah air, mengendalikan teks undang-undang dan aturan-aturan untuk merayakan Hari Raya Pembangunan untuk mereka sendiri.
https://www.caknun.com/2018/mengendalikan-untuk-melampiaskan/
======================================
Puasa Penghayatan Kelas
• • Dibaca normal 1 menit TetesPuasa belum benar-benar pernah dipahami dan dihayati lebih luas dari kasus individual per-Muslim. Bahkan dalam kasus perilaku dan akhlaq individual pun puasa tidak kunjung diperdalam pemaknaanya. Bahkan secara naif puasa seperti diambil alih oleh golongan Muslimin kaya harta untuk menghayati nasib dan kehidupan Muslimin yang miskin dan tidak sejahtera. Ramadlan menjadi bulan untuk melampiaskan rasa kasihan golongan kaya kepada golongan miskin. Kaum Muslimin yang fuqara dan masakin seolah-olah tidak ikut memiliki puasa Ramadlan, karena mereka tidak perlu “menghayati rasa lapar” di antara sesama mereka. Diam-diam puasa Ramadlan menjadi arena penghinaan kelas kaya atas kelas fakir miskin.
https://www.caknun.com/2018/puasa-penghayatan-kelas/
=================================
Puasa Jalan Keselamatan Sejarah
• • Dibaca normal 1 menit TetesPuasa Ramadlan belum pernah dijadikan cermin, misalnya bagi ideologi materialisme, kapitalisme dan hedonisme. Belum pernah suatu Pemerintahan dalam suatu Negara atau Kerajaan berkaca kepada makna Bulan Ramadlan untuk meneliti kembali orientasi-orientasi pembangunannya yang–di seluruh muka bumi–bersifat sangat keduniaan. Konsep pembangunan di seluruh dunia membuka lebar-lebar program pelampiasan materialisme, keputusan-keputusan kalap untuk memfoya-foyai kekayaan alam yang dianugerahkan oleh Allah buat semua generasi hingga zaman akhir. Setiap generasi merampok hak milik anak cucu generasi berikutnya. Peradaban ummat manusia hingga abad 21 hanya mengenal Hari Perayaan Foya-foya, dan sama sekali membutakan diri terhadap makna puasa untuk keselamatan bersama seluruh Ummat manusia.
https://www.caknun.com/2018/puasa-jalan-keselamatan-sejarah/
====================================
Puasa Kemakhlukan Manusia
• • Dibaca normal 1 menit TetesSetiap manusia memiliki kecenderungan untuk bermental jumud, konservatif dan mandek. Bahkan para pejalan Ilmu kebanyakan juga mandek di batas kebenarannya masing-masing. Seakan-akan kebenaran bisa rasional untuk berasal-usul dari diri manusia, sedangkan manusia itu sendiri berasal-usul tidak dari dirinya sendiri. Juga seolah-olah perjalanan manusia bisa tiba di ujung kebenaran, bisa mencapai sempurnanya kebenaran. Seandainya Tuhan tidak pernah menyatakan bahwa “kebenaran berasal-usul dari-Ku”. Andaikan manusia tidak pernah sampai pada penghayatan hakiki bahwa tidak mungkin “kebenaran sejati” bersemayam pada diri manusia–sangatlah tidak memenuhi hukum akal sehat bahwa manusia merasa di dalam dirinya termuat hulu dan hilirnya kebenaran. Manusia tidak kunjung mengerti puasa kemakhlukannya.
https://www.caknun.com/2018/puasa-kemakhlukan-manusia/
===================================
Manusia Itu Ketiadaan
• • Dibaca normal 1 menit TetesTatkala Rasulullah Muhammad saw menjawab pertanyaan tentang Rukun Islam, “syahadata an la ilaha illallah…“, kita menyangka itu sudah berposisi Hari Raya, sudah Fitri dari segala pemaknaan Islam. Padahal ia baru gerbang pembuka pemahaman dan penghayatan. Ia baru awal mula pengembaraan ilmu bahwa hakekat maqam kemakhlukan manusia adalah kerak dari puasa: ketiadaan, kelaparan, ketelanjangan, gelandangan. Ia adalah awal pintu pengetahuan bahwa posisi sejati manusia hanyalah hampa dan sunyi. Hanya saja Allah menyayangi mereka dan melimpahkan berkah yang tiada tara.
https://www.caknun.com/2018/manusia-itu-ketiadaan/
================================
LANJUTKAN...
BERSAMBUNG KE "TETES" BULAN JUNI 2018
- Muhammad Ainun Nadjib
- Emha Ainun Nadjib
============================
Posting & share by Yaddie Jossmart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar