Minggu, 10 Juni 2018

Tetes, Bulan Februari 2018

yukSinaubareng

Tradisi Bohong

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Allahu Akbar

 •   •  Dibaca normal 1 menit




Kaca Cermin

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Di dalam proses pengembangan keimanan di padang-padang perburuan rohani hidup yang penuh bahaya, ternyatalah bahwa kecurigaan maupun ketidakpercayaan orang lain terhadap diri kita adalah kaca cermin yang baik untuk memperbaiki kekurangan, menyadari kelemahan, serta menarik kembali tangan dari arah kesesatan.
https://www.caknun.com/2018/kaca-cermin/
===========================================================

Syarat Menyatu dengan Qur`an

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Segala sesuatu ada syaratnya. Kita tidak bisa hanya mentamengi diri dengan mukjizat Al-Qur`an apabila secara keseluruhan Al-Qur`an tak kita laksanakan nilainya. Tanpa mematuhi Al-Qur`an berarti Al-Qur`an enggan menyatu dengan kita, atau kita tak cukup bersih untuk menyatu dengan Al-Qur`an, dan dengan demikian kita juga tak bisa menghayati kesaktian ijaz-nya. Kesaktian magis puncak ayat Al-Qur`an itu ibarat genteng yang melindungi seisi rumah kita dari hujan. Artinya, kita tahu bahwa genteng tak bisa kita taruh di udara. Mesti kita bangun fundamen, dinding, kayu penyangga genteng itu, serta tiang pusat.

https://www.caknun.com/2018/syarat-menyatu-dengan-quran/
===========================================================

Padi Sejarah

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Petani-petani menanam padi untuk dimakan oleh sejarah: itu kerja duniawiyah sekaligus ukhrawiyah, sebab setiap perilaku muslim di muka bumi inilah yang justru menentukan malang mujur dirinya di akhirat kelak.


Kutub Keasingan

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Mengada dan Bertumbuh

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Setiap makhluk memerlukan ruang dan waktu untuk meng-ada dan bertumbuh. Juga kebenaran. Maka silaturahmi yang baik antar makhluk, hubungan budaya, peta ideologi, sistem politik, institusi dari urusan mancing ikan sampai Mazhab dalam Agama maupun ideologi Negara–yang baik–adalah yang menyiapkan diri menjadi ruang dan waktu bagi tumbuh suburnya kebenaran dalam kehidupan manusia.

https://www.caknun.com/2018/mengada-dan-bertumbuh/
=========================================================

Terkikis

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Ada bagian dari rahmat Allah yang terkikis, luntur, mengering, dan makin tak dimiliki oleh Ummat manusia, bangsa Indonesia dan Kaum Muslimin. Kebenaran sukar tumbuh dan hidup pada budaya dan peradaban mereka. Apalagi kebaikan, kebijaksanaan dan kemuliaan. Terlebih lagi rahmatan lil’alamin.

 https://www.caknun.com/2018/terkikis/
=========================================================

3-C

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Penyakit sangat membahayakan kehidupan yang sedang menimpa sebagian dari Kaum Muslimin adalah yang dalam Bahasa Jawa disebut “ciut, cethèk, cekak“. Yakni sempit, dangkal dan pendek pandangan hidupnya. Menurut sunnatullah, makhluk tidak bisa bertahan lama hidup dalam kesempitan, kedangkalan dan pendek jarak pandang.

https://www.caknun.com/2018/3-c/
========================================================

Tak Peduli Kepada Manusia

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Di antara manusia-manusia selama beratus-ratus bangunan sejarah peradaban, ummat manusia di Zaman Now inilah yang paling tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa mereka serius mengurusi manusia. Kemajuan harta bendanya canggih, pembangunan peralatan fisiknya dahsyat, tetapi sukar menemukan gejala bahwa mereka peduli kepada manusia.

https://www.caknun.com/2018/tak-peduli-kepada-manusia/
========================================================

Menggagas Kehancuran

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Halusinasi dan Khayalan

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Manusia-manusia yang paling terpelajar, bekerjasama dengan yang paling punya uang, sangat sibuk berjuang agar bisa memanjat naik panggung yang disorot oleh spotlight sejarah, kemudian berebut mikrofon. Per lima tahun. Begitu menapakkan kakinya di panggung, mereka bergerak-gerak mengarang koreografi artifisial, membusungkan dada, membengkakkan kepala, dan merasa sedang menikmati sukses. Kemudian berebut mikrofon untuk meneriakkan halusinasi dan memekikkan khayalan-khayalan.

https://www.caknun.com/2018/halusinasi-dan-khayalan/
========================================================

Titah

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Sekarang kita menjadi bagian dari peradaban Zaman Now yang tidak mengerti perbedaan substansial antara Basyar, ‘Alamin, Nas, Insan, Abdullah atau Ibadullah, serta dengan Titah atau Khalifah. Bahkan sebelum berita para Nabi tiba, manusia di Pulau Jawa sudah merumuskan dirinya adalah Titah, yang di pundaknya terpanggul Khilafah. Tetapi semakin Zaman Now semakin tidak ada manajemen ilmu tentang itu. Sehingga tidak berlangsung pula ketepatan kemanusiaan dalam membangun Negara, Bangsa, kebudayaan dan peradaban.

https://www.caknun.com/2018/titah/
=======================================================

Pseudo Hak Asasi Manusia

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Landasan nilai dan substansi berpikir seluruh peradaban modern ummat manusia di muka bumi, yang dirintis pada abad 14 dan memuncak pada abad 20-21 saat ini, ada dua. Pertama, manusia yang menciptakan alam semesta dan dirinya sendiri. Kedua, maka desain manajemen hidup dan pembangunan peradabannya adalah manusia merasa memiliki Hak Asasi, sehingga atas kemauan dan ukuran-ukuran manusia pula segala sesuatu diselenggarakan. Nanti satu persatu manusia akan tiba pada hari di mana mereka terpojok untuk mengakui bahwa yang ada padanya hanyalah Pseudo Hak Asasi Manusia.

https://www.caknun.com/2018/pseudo-hak-asasi-manusia/
=====================================================  

Manusia

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Manusia adalah lukisan yang tidak patuh kepada pelukisnya. Manusia adalah lukisan yang mengambil keputusan sendiri apa warna yang disukainya, garis, guratan, cuatan dan tekstur yang dinafsuinya. Manusia adalah burung yang nekat menggonggong karena dengan menggonggong lah ia memperoleh keuntungan pribadi. Manusia adalah anjing yang pasang baliho dan poster-poster di mana ia mengumumkan kicauan dan kokoknya, padahal ia bukan burung maupun ayam.

https://www.caknun.com/2018/manusia/
======================================================

Pendekar

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Sang pemenang bukanlah pendekar yang menaklukan pendekar lainnya, melainkan pendekar yang mampu mempendekari dirinya, kepribadiannya, wataknya, akhlak dan seluruh kehidupannya.

https://www.caknun.com/2018/pendekar/
=====================================================  

Hidup adalah Perjalanan

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Kita hanya mengenal nilai secara monoton: bahwa kemenangan adalah memasukkan gol dan kekalahan adalah kemasukan gol. Bahwa kebahagiaan adalah memasukan gol dan kepedihan adalah kemasukan gol. Padahal hidup adalah kata kerja. Hidup adalah perjalanan. Gerak. Kalau suatu hari pencuri menggasak perabot-perabot rumah tangga, itu adalah kemenangan, karena sesudahnya kita pasti memperoleh ilmu tentang keterbatasan dan teknologi kehati-hatian sosial. Lebih mahal mana ilmu dibanding perabot?

https://www.caknun.com/2018/hidup-adalah-perjalanan/
=====================================================

Gelisah

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Saksikanlah kegelisahan setiap atlet pada detik-detik menjelang pertandingan. Macam-macam gerak-geriknya serta cara-cara yang dipilihnya untuk mencapai konsentrasi dan keutuhan dirinya. Dan kita jarang mengalami kegelisahan yang sama sebelum sembahyang karena mungkin bagi kesadaran batin kita Tuhan tidak sungguh-sungguh ada di hadapan kita.

 https://www.caknun.com/2018/gelisah-2/
========================================================

Puncak Mabuk

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Umat manusia senantiasa mendayagunakan seluruh yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya. Kesehatan tubuh, kecerdasan, ketajaman batin, teknologisasi, disiplin dan kecerdasan, ketajaman batin, daya juang dan semangat persaingan–untuk mencapai yang terbaik. Puncak-puncak mereka taklukkan di segala bidang. Dan prestasi-prestasi olahraga adalah salah satu mahkota tertinggi peradaban manusia, di samping kreativitas ilmu pengetahuan, kesenian dan akhlak sosial. Meskipun harus dicatat juga prestasi-prestasi dahsyat manusia di bidang keserakahan, kekejaman, lupa diri dan mabuk.

https://www.caknun.com/2018/puncak-mabuk/
========================================================

Belum Tentu

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Pemimpin belum tentu pemimpin, ia bisa seorang pemberang yang culas. Tokoh belum tentu tokoh, bisa juga ia seorang eksploitator yang penuh nafsu. Panutan belum tentu panutan, ia juga bisa menjadi seorang penunggang dan kita kudanya. Cendekiawan belum tentu cendekiawan, bisa juga ia manipulator logika dan kebenaran ilmu. Ulama belum tentu ulama, bisa juga ia tidak berbeda dengan blantik atau preman. Orang hidup mesti hati-hati, penuh kewaspadaan pikiran dan kerendahan hati, supaya tidak terlalu sengsara dan luka parah.

https://www.caknun.com/2018/belum-tentu/
=======================================================

Islam Belum Tentu

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Di dalam budaya Islam, orang yang menguasai ilmu agama Islam belum tentu seorang muslim. Orang yang pintar mengaji belum tentu berkelakuan baik. Orang yang sedikit-sedikit ber-istighatsah dan bershalawat belum tentu gerakannya itu ada kaitan murni dan substansial dengan makna istighatsah dan shalawat. Orang pakai peci, surban, jilbab dan tasbih, belum tentu orang yang saleh.

https://www.caknun.com/2018/islam-belum-tentu/
======================================================

Islam Data

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Tidak Rela

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Pelukis membikin lukisan, ia mencintai lukisan itu dan bertanggung jawab atasnya. Kalau ada orang merusak lukisan itu, pelukisnyalah pihak pertama yang tidak rela. Tuhan menciptakanmu, Ia mencintaimu dan bertanggung jawab atasmu. Kalau ada orang merusakmu, sang penciptamu itulah pihak pertama yang tidak rela.
https://www.caknun.com/2018/tidak-rela/
=====================================================

Pemimpin Spiritual

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Pemimpin Mental

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Pemimpin Intelektual

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Ada manusia atau pemimpin yang memperoleh pencerahan intelektual, pengetahuan dan ilmunya mumpuni, gelarnya sampai berderet-deret, aksesnya besar dan luas sebagai pelaku birokrasi sejarah kehidupan modern, maupun sekurang-kurangnya sebagai narasumber pengamatan. Akan tetapi efektivitas fungsinya bisa mandul, ternyata karena ketercerahan intelektualnya tidak didukung oleh kecerahan spiritual dan mental. Pintar tapi mentalnya bobrok dan spiritualitasnya tak bercakrawala. Sehingga ilmunya berdiri sendiri. Perilakunya, habitatnya, keputusan-keputusan yang dibuatnya tidak mencerminkan ketinggian dan kecanggihan ilmunya. Khalayak ramai akhirnya berkesimpulan bahwa semakin banyak orang pintar bukan hanya tidak kondusif untuk perbaikan negara dan bangsa, tetapi ada gejala malah memperburuknya. Dengan kata lain: produknya bukan moralitas kehidupan berbangsa yang baik.

https://www.caknun.com/2018/pemimpin-intelektual/
====================================================

Patuh

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Allah mengatakan bahwa Ia patuh kepada hamba-Nya yang mematuhi-Nya. Kalau kita berpendapat Ia pelit, maka Ia menahan rezeki-Nya atas kita. Kalau kita yakin dan gembira bahwa Ia Maha Pemurah, maka Ia limpahkan rezeki-Nya, meskipun tidak harus berwujud hal-hal yang menurut konsep manusia disebut rezeki.

https://www.caknun.com/2018/patuh/
====================================================

Manusia Bayi

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Lebih efektif berjuang mempelajari keinginan Tuhan atas seluruh inisiatif-Nya menyelenggarakan hidup kita ini, daripada bunuh diri jangka panjang melalui keinginan-keinginan diri subjektif dan egoistik, yang pasti akhirnya akan membuat kita terpuruk. Kecuali kita adalah bayi, yang hidup seratus persen dengan keinginan dan keinginan dan keinginan, tanpa kontrol apapun lainnya.

 https://www.caknun.com/2018/manusia-bayi/
===================================================

Manusia Dewasa

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Manusia yang dewasa adalah manusia dengan hati yang selesai. Hati yang selesai adalah hati yang atas bantuan akal sanggup menaklukan keinginan. Keinginan yang paling superfisial atau dangkal itu selera, keinginan yang mendalam, berakar dan berenergi besar itu nafsu. Setiap gerak batin meminta ongkos energi, sehingga hidup yang tidak beres adalah manajemen untuk meminimalisir penggunaan energi untuk keinginan. Anda tidak perlu mempunyai keinginan mendalam untuk mencari uang dan harta benda, karena kalau Anda bekerja keras dengan langkah yang benar, maka Anda pasti mendapatkannya meskipun tidak menginginkannya. Jadi energimu dipakai untuk bekerja saja.

https://www.caknun.com/2018/manusia-dewasa/
====================================================

Hati Duduk Tahiyat

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Hati Frustasi

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Hati yang frustasi adalah hati yang ditidurkan oleh pil atau budaya pelarian. Hati yang cemas adalah hati yang berlari-lari ke sana kemari. Ketenteraman adalah mendudukkan hati pada posisi yang paling muthmainnah, membimbingnya untuk mengambil posisi yang paling strategis untuk tidak mati tapi juga tidak berlari ke sana kemari. Itulah hati yang selesai. Segala jenis ketidaktenteraman hidup bersumber dari bahaya dan ancaman yang dikandung oleh keinginan yang dibiarkan memperoleh hegemoni dalam batin manusia, sehingga hatinya berlarian ke sana kemari.

https://www.caknun.com/2018/hati-frustasi/
====================================================  

Janji Sunyi

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Sumber Cemburu

 •   •  Dibaca normal 1 menit




Tak Usah Ada Istilah Tuhan

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Kalau memang benar-benar tidak mau bekerja sama dengan Tuhan, kenapa tidak kita resmikan saja penghapusan sila pertama Pancasila. Saya tidak keberatan negara ini tak bertuhan, sebab memang tak ada kewajiban bagi negara untuk bertuhan. Yang ditagih oleh Tuhan kelak bukan negara, tapi manusia. Monggo tidak bertuhan, asalkan menjalani hidup dengan segala kesungguhan. Kalau teriak perikemanusiaan, ya jijik kepada perikehewanan. Kalau pamer hati nurani, ya jangan pakai cinta palsu. Kalau pidato membela rakyat, ya membela rakyat. Tuhan juga tidak usah diperdebatkan: silakan menyebutnya Pangeran, Sang Hyang Wening, Gusti, Allah atau apa saja. Juga silakan untuk tidak usah ada istilah-istilah itu, biarkan menjadi rahasia pribadi kita masing-masing. Yang kita perlukan hanya sederhana: kita, manusia, sungguh-sungguh menjalani kebersamaan hidup. Serius terhadap keadilan, kebenaran, kasih sayang, toleransi.

https://www.caknun.com/2018/tak-usah-ada-istilah-tuhan/
=====================================================  

Doa Minta Manggis

 •   •  Dibaca normal 1 menit




Hati yang Tak Selesai

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Hati yang Selesai

 •   •  Dibaca normal 1 menit






Nasib Tuhan

 •   •  Dibaca normal 1 menit

Yang kita alami sekarang ini: Tuhan diakui, tapi tidak sungguh-sungguh. Allah disebut-sebut tapi formal dan iseng-iseng saja. Nama agama dijunjung, tapi ajarannya hanya dilaksanakan sebatas kondusif terhadap kepentingan pribadi atau kelompok. Agama kita suruh menyesuaikan diri terhadap keperluan kita. Nabi kita rekrut untuk ngikut dan membenarkan langkah-langkah kita. Tuhan kita angkat sebagai karyawan yang bekerja untuk karier pribadi dan sukses ekonomi dan politik kita.



Akal Pasti Sehat

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Orang Sakit

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Apakah kita adalah orang sakit yang hatinya tenteram karena tidak mengerti penyakitnya? Ataukah kita memilih berusaha tahu penyakit-penyakit kita, lantas kita upayakan proses penyembuhan, agar dalam jangka panjang kita capai ketenteraman?

https://www.caknun.com/2018/orang-sakit/
==================================================  

Bangga Diri

 •   •  Dibaca normal 1 menit
Setiap kebanggaan diri, setiap anggapan dan ilmu tentang kemampuan manusia–yang tidak seorang pun sanggup menghitung jumlah bulu ketiaknya ini–adalah faktor penghambat tauhid. Jika manusia memelihara hambatan-hambatan dalam dirinya menuju tauhid, maka ia gampang stres, penuaannya bersegera, mudah sakit, hatinya tak selesai, dan kecelé di senja kehidupannya.

https://www.caknun.com/2018/bangga-diri/
====================================================

Takut dan Berani

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Kegembiraan Bertanggung Jawab

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Keterbatasan

 •   •  Dibaca normal 1 menit





Mengurus Dunia

 •   •  Dibaca normal 1 menit









emha-ainun-najib-caknun-mbahnun

  • Muhammad Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) melakukan dekonstruksi pemahaman nilai, pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengupayaan solusi masalah masyarakat.



  • Emha Ainun Nadjib
Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) menelusuri alam(default)nya manusia dan kehidupan, mengijtihadi (mengkhalifahi)(mengkreatifi)(custom, carangan) budidaya sosial (dari ulat-kepompong-kupu hingga politik dan peradaban) agar memasuki masa depan yang segelombang dengan yang dirancang dan diwujudkan oleh Maha Pengqadla dan Pengqadar.
===================================
Posting by Suyadi Jossmart
 
 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar