Minggu, 12 Mei 2019

=Daur 025 Perang Malam Hari

  

Daur-II • 025

Perang Malam Hari

Tiba-tiba Sundusin menoleh kepada Junit, Toling, Jitul, dan Seger.
 “Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna”. [2] (An-Nisa: 62)
Ya kan. Ndusin ternyata malah lebih getol Iqra` nya.
Brakodin tidak mau kalah. “Anak-anak, tolong sampaikan kepada Paklik kalian Sundusin bahwa Mbah Markesot dihubungi oleh seorang Kiai, yang mengemukakan bahwa dalam shalat istikharahnya Rasulullah berkenan untuk menerima keinginannya untuk berjumpa. Kiai itu meminta fatwa tentang Negeri dan Bangsanya, dan Rasulullah katanya menjawab: ‘Harbul-lailah’. Perang malam hari. Kiai menjawab ‘Siap, Kanjeng Nabi’, dan bertanya “menang atau kalah?’, Rasulullah tegas menjawab ‘menang’…. “

Semuanya, Junit, Jitul, Toling, Seger, bahkan Sundusin sendiri terperangah. Mereka berpandangan muka satu sama lain. “Perang? Perang malam hari?”. Mereka termangu-mangu beberapa lama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar